LPPMUNIMAL | Banda Aceh – Dalam melakukan setiap penelitian Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) kerap menggunakan metode Participatory Rural Appraisal (PRA) atau RRA (Rapid Rural Appraisal).
Hal tersebut dikatakan Irwan Kaputra Wakil Direktur Yayasan Bina Keterampilan Pedesaan Indonesia (BITRA Indonesia) dalam kuliah tamu Magister Sosiologis Mata kuliah Modal Sosial dan Kearifan Lokal yang digelar oleh Dr Ibrahim Chalid MSi secara daring. Sabtu, (18/3/2023) pagi.
Participatory Rural Appraisal (PRA) atau RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan penyempurnaan metode pendekatan pembangunan, yang sesungguhnya berbasis pada keterlibatan masyarakat secara menyeluruh mulai dari studi awal, perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi.
“Dalam setiap penelitian kita hulu hilir, ada feedback yang ditinggalkan untuk warga, tidak hanya jadi objek penelitian saja, tapi juga dilibatkan secara langsung dari proses awal, sehingga mereka tau bagaimana desanya dan langka apa yang perlu ditindaklanjuti, dengan kata lain lebih partisipatif” Irwan Kaputra dalam kuliah tamu bertema peran modal sosial dan kearifan lokal dalam upaya resiliensi petani terhadap krisis iklim.
Untuk diketahui, kuliah tamu sering digalakkan untuk memperkaya pemahaman dan relasi mahasiswa, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh mahasiswa luar Aceh, seperti dari Makassar, Medan dan daerah lain.
Prof Dr Suadi MSi dalam sambutannya menyebutkan bahwa kegiatan ini bagian dari upaya merasakan langsung kerja-kerja sosiolog organik yang action di lapangan.
“Semoga saja mahasiswa juga harus siap action dalam berkreatifitas bersama dan mendampingi warga mulai saat ini,” harapannya.[tmi]
Source : https://news.unimal.ac.id/index/single/4679/kenapa-lsm-sering-pakai-metode-prarra-dalam-penelitian