Tubuhnya terlihat ringkih. Kulitnya sudah mulai keriput di makan usia. Rambut hitamnya pun tak lagii menarik kala di lihat. Ya, rambutnya itu sebagiannya sudah memutih termasuk jari tangannya yang kian lemas akibat aktifitas dilakoninya setiap hari.
Aminah akrab dipanggil Nek Minah, umurnya baru menginjak 70 tahun. Dia salah seorang warga Meunasah Kumbang, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara yang hidupnya selama ini tak karuan. Dia hidup tanpa penghasilan dan jauh dari kata layak apalagi harus mengurusi dua cucu kandungnya itu.
“Saya mengurus dua anak yatim dari putri kandung saya sendiri. Mereka adalah Amira, 6 tahun dan Yanto berumur 14 tahun. Ayahnya telah meninggal sedangkan ibunya sudah nikah lagi dan nasibnya pun sama buruknya seperti saya,” kata Nek Aminah saat dikunjungi mahasiswa KKN Unimal ke rumahnya.
Nek Minah becerita, Yanto merupakan anak yang susah di atur, tidak terurus, bandel, dia tidak mau bersekolah dan mengaji sedangkan Amira yang saat ini duduk di kelas I MIN, merupakan salah satu anak yang pintar, rajin tidak seperti kakaknya. Amira dapat bersekolah karena dengan bantuan dari beasiswa anak yatim.
“Tidak mempunyai penghasilan tetapi saya juga harus menanggung dua cucu. Untuk makan sehari-hari aja susah apalagi harus menanggung hidup 2 cucu yang masih kecil. Saya kadang merasa bingung,” sebut Nek Minah dengan lesu.
Nek Minah mengaku ibu dari cucunya tidak pernah mengirim uang buat anak-anaknya. Sebab, ibunya termasuk orang yang tidak mampu juga, jangankan kirim uang buat anaknya untuk sendiri pun tidak ada. Terkadang kakaknya (kakak dari ibunya Amira) mengirim uang dan itupun paling cukup untuk sekolah Amira.
“Ibunya Amira pun kalau datang menjenguk anaknya. Hanya Rp2 ribu diberikan ke Amira. Ibu Amira sudah kawin lagi dan sekarang hidup bersama suami barunya dengan keadaan serba kekurangan. Kadang kami tidak makan. Uang tak punya beli beras. Untuk raskin pun mendapat jatah yang sama untuk warga lainnya. Tidak ada di khususkan untuk warga yang sangat membutuhkan,” keluh Nek Minah.
“Kami sudah membantu seadanya untuk kehidupan Nek Minah dengan menyekolahkan Yanto ke Banda Aceh. Kami sudah kirim dia ke Banda Aceh untuk sekolah, namun karena Yanto merupakan anak yang bandel, dia tidak tahan dan akhirnya dia pulang kembali ke rumah neneknya,” kata Sanusi, sekretaris desa setempat.
Penulis : Maulana Hasbi, Humas kelompok 57, Kumbang Sumber : Pelita8.com